Laporan Praktikum Biokimia Protein part II
I. PENDAHULUAN
A. Judul
Protein II
B. Tujuan
Mengetahui sifat asam amino dan protein melalui uji denaturasi dan koagulasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen, protein yang larut dalam air, merupakan protein kompleks yang memiliki gugus amida. Ia dibuat oleh hati, karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna. Sifat albumin adalah menahan agar cairan tidak keluar dari pembuluh darah. Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan mudah merembes keluar dari pembuluh darah, menyebabkan tubuh membengkak. Titik Isoelektrik pada albumin yaitu pada pH 4,55 – 4,90 (Sumardjo, 2010).
Triptofan adalah salah satu asam amino esensial dalam tubuh manusia yang berguna untuk mensintesis protein, tidak memiliki struktur konformasi 3D, merupakan asam amino tunggal. Triptofan juga merupakan prekursor dari serotonin yang membantu pengaturan pola tidur, nafsu makan, dan mood seseorang. Oleh karena itu, triptofan juga digunakan dalam pengobatan untuk depresi, gelisah dan insomnia. Titik Isoelektrik pada troptofan yaitu 5,89 (Sumardjo, 2010).
Adanya gugus amino bebas pada gugus karboksil di ujung-ujung rantai molekul protein menyebabkan protein bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa). Pada pH tertentu muatan gugus amino dan karboksilat saling menetralkan sehingga protein tidak bermuatan.Titik isoelektrik merupakan pH dimana asam tidak mengandung muatan ion netto, titik isoelektrik asam amino adalah besaran asam amino sebagai ion amfoter, anion, serta kation (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Sifat-sifat protein yang penting antara lain ionisasi, denaturasi, koagulasi, viskositas, kristalisasi, amfoter, dan sistem koloid. Ionisasi apabila larut dalam air akan membentuk ion (+ dan - ) (Sitompul, 2004). Denaturasi adalah perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang. Viskositas adalah tahanan yang timbul adanya gesekan antara molekul di dalam zat cair yang mengalir, kristalisasi adalah proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam amonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Amfoter merupakan sifat protein yang dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, sedangkan sistem koloid adalah sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang terdispersi dari medium atau pelarutnya. Koagulasi adalah peristiwa pembentukan atau penggumpulan partikel-partikel kecil menggunakan zat koagulan. (Poedjiadi, 2006).
Perubahan pH yang sangat ekstrim akibat penambahan asam kuat atau basa kuat akan merusak interaksi ionik, yang terbentuk antar gugus R polar dari asam amino penyusun protein. Fungsi dari buffer asetat adalah untuk mempertahankan pH dan supaya larutan albumin mencapai titik isoelektriknya. Penambahan larutan asam kuat dan basa kuat bertujuan untuk mendenaturasi protein, sehingga koagulasi yang terbentuk hanya sedikit. pH Asam kuat yakni HCl secara normal yaitu sekitar -1, pH basa kuat NaOH secara normal yaitu sekitar 13, dan pH buffer asetat secara normal yaitu 4,5 (Elrod dan Stansfield, 2007).
Denaturasi dan koagulasi dapat disebabkan oleh pemanasan, suasana asam atau basa ekstrim, kation logam berat, dan penambahan garam jenuh. Pemanasan dapat menyebabkan pemutusan ikatan hidrogen yang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein sehingga menyebabkan sisi hidrofobik dari gugus samping akan terbuka. Hal ini menyebabkan kelarutan protein semakin turun dan akhirnya mengendap dan menggumpal peristiwa ini dinamakan koagulasi. Perubahan pH yang sangat ekstrim akibat penambahan asam kuat atau basa kuat akan merusak interaksi ionik, yang terbentuk antar gugus R polar dari asam amino penyusun protein. Koagulasi atau pengendapan dapat terjadi ketika asam amino dicampurkan dengan buffer asetat dipanaskan sehingga terjadi penggunpalan, koagulasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, pH dan senyawa kimia lainnya (Elrod dan Stansfield, 2007).
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan kali ini, alat-alat yang digunakan yaitu tabung reaksi,
B. Cara Kerja
1. Uji Denaturasi dan Koagulasi
Albumin dan triptofan dimasukan masing – masing ke dalam 6 tabung reaksi sebanyak 9 ml (3 albumin, 3 triptofan) dan diberi label Albumin (A1, A2, A3), Triptofan (T1, T2, T3). Buffer asetat 1 M ditambahkan ke dalam A1 dan T1, HCl 0,1 M ke dalam A2 dan T2, sedangkan NaOH 0,1 M ke dalam A3 dan T3 masing-masing sebanyak 1 ml. Semua tabung dipanaskan selama 15 menit di waterbath dengan suhu 95oC, kemudian buffer asetat ditambahkan ke A2, A3, T2, T3 sebanyak 1 ml. Perubahan yang terjadi diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Elrod, S. dan Stansfield, W. 2007. Genetika Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Poedjiadi. 2006. Dasar-Dasar Biokomia. UI-Press. Jakarta.
Sitompul, S. 2004. Analisis Asam Amino Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai. Jurnal Teknik Pertanian, 9(1): 33-37
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
A. Judul
Protein II
B. Tujuan
Mengetahui sifat asam amino dan protein melalui uji denaturasi dan koagulasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen, protein yang larut dalam air, merupakan protein kompleks yang memiliki gugus amida. Ia dibuat oleh hati, karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna. Sifat albumin adalah menahan agar cairan tidak keluar dari pembuluh darah. Ketika tubuh kekurangan albumin, cairan mudah merembes keluar dari pembuluh darah, menyebabkan tubuh membengkak. Titik Isoelektrik pada albumin yaitu pada pH 4,55 – 4,90 (Sumardjo, 2010).
Triptofan adalah salah satu asam amino esensial dalam tubuh manusia yang berguna untuk mensintesis protein, tidak memiliki struktur konformasi 3D, merupakan asam amino tunggal. Triptofan juga merupakan prekursor dari serotonin yang membantu pengaturan pola tidur, nafsu makan, dan mood seseorang. Oleh karena itu, triptofan juga digunakan dalam pengobatan untuk depresi, gelisah dan insomnia. Titik Isoelektrik pada troptofan yaitu 5,89 (Sumardjo, 2010).
Adanya gugus amino bebas pada gugus karboksil di ujung-ujung rantai molekul protein menyebabkan protein bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa). Pada pH tertentu muatan gugus amino dan karboksilat saling menetralkan sehingga protein tidak bermuatan.Titik isoelektrik merupakan pH dimana asam tidak mengandung muatan ion netto, titik isoelektrik asam amino adalah besaran asam amino sebagai ion amfoter, anion, serta kation (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Sifat-sifat protein yang penting antara lain ionisasi, denaturasi, koagulasi, viskositas, kristalisasi, amfoter, dan sistem koloid. Ionisasi apabila larut dalam air akan membentuk ion (+ dan - ) (Sitompul, 2004). Denaturasi adalah perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang. Viskositas adalah tahanan yang timbul adanya gesekan antara molekul di dalam zat cair yang mengalir, kristalisasi adalah proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam amonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Amfoter merupakan sifat protein yang dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, sedangkan sistem koloid adalah sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang terdispersi dari medium atau pelarutnya. Koagulasi adalah peristiwa pembentukan atau penggumpulan partikel-partikel kecil menggunakan zat koagulan. (Poedjiadi, 2006).
Perubahan pH yang sangat ekstrim akibat penambahan asam kuat atau basa kuat akan merusak interaksi ionik, yang terbentuk antar gugus R polar dari asam amino penyusun protein. Fungsi dari buffer asetat adalah untuk mempertahankan pH dan supaya larutan albumin mencapai titik isoelektriknya. Penambahan larutan asam kuat dan basa kuat bertujuan untuk mendenaturasi protein, sehingga koagulasi yang terbentuk hanya sedikit. pH Asam kuat yakni HCl secara normal yaitu sekitar -1, pH basa kuat NaOH secara normal yaitu sekitar 13, dan pH buffer asetat secara normal yaitu 4,5 (Elrod dan Stansfield, 2007).
Denaturasi dan koagulasi dapat disebabkan oleh pemanasan, suasana asam atau basa ekstrim, kation logam berat, dan penambahan garam jenuh. Pemanasan dapat menyebabkan pemutusan ikatan hidrogen yang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein sehingga menyebabkan sisi hidrofobik dari gugus samping akan terbuka. Hal ini menyebabkan kelarutan protein semakin turun dan akhirnya mengendap dan menggumpal peristiwa ini dinamakan koagulasi. Perubahan pH yang sangat ekstrim akibat penambahan asam kuat atau basa kuat akan merusak interaksi ionik, yang terbentuk antar gugus R polar dari asam amino penyusun protein. Koagulasi atau pengendapan dapat terjadi ketika asam amino dicampurkan dengan buffer asetat dipanaskan sehingga terjadi penggunpalan, koagulasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, pH dan senyawa kimia lainnya (Elrod dan Stansfield, 2007).
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan kali ini, alat-alat yang digunakan yaitu tabung reaksi,
B. Cara Kerja
1. Uji Denaturasi dan Koagulasi
Albumin dan triptofan dimasukan masing – masing ke dalam 6 tabung reaksi sebanyak 9 ml (3 albumin, 3 triptofan) dan diberi label Albumin (A1, A2, A3), Triptofan (T1, T2, T3). Buffer asetat 1 M ditambahkan ke dalam A1 dan T1, HCl 0,1 M ke dalam A2 dan T2, sedangkan NaOH 0,1 M ke dalam A3 dan T3 masing-masing sebanyak 1 ml. Semua tabung dipanaskan selama 15 menit di waterbath dengan suhu 95oC, kemudian buffer asetat ditambahkan ke A2, A3, T2, T3 sebanyak 1 ml. Perubahan yang terjadi diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Elrod, S. dan Stansfield, W. 2007. Genetika Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Poedjiadi. 2006. Dasar-Dasar Biokomia. UI-Press. Jakarta.
Sitompul, S. 2004. Analisis Asam Amino Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai. Jurnal Teknik Pertanian, 9(1): 33-37
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar