Laporan Praktikum Biokimia Protein part 1

PENDAHULUAN

A. Judul
Protein I

B. Tujuan
1. Mengetahui berbagai tes pengenalan terhadap asam amino dan protein
2. Menguji larutan albumin dan larutan triptofan dengan Uji Ninhidrin dan Uji Biuret



TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah makromolekul yang unik sekaligus memiliki struktur yang kompleks. Peptide sederhana mengandung dua, tiga, empat, atau lebih residu asam amino, masing-masing disebut dipeptida, tripeptida, tetrapeptida, dan seterusnya. Peptide didapatkan dari hidrolisis rantai panjang suatu polipeptida (protein). Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta terkadang P dan S (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60 persen, protein yang larut dalam air, merupakan protein kompleks yang memiliki gugus amida. Albumin dibuat oleh hati, karena itu albumin juga dipakai sebagai tes pembantu dalam penilaian fungsi ginjal dan saluran cerna. Sifat albumin adalah menahan agar cairan tidak keluar dari pembuluh darah (Sumardjo, 2009).
Triptofan adalah salah satu asam amino esensial dalam tubuh manusia yang berguna untuk mensintesis protein, tidak memiliki struktur konformasi 3D, merupakan asam amino tunggal. Triptofan juga merupakan prekursor dari serotonin yang membantu pengaturan pola tidur, nafsu makan, dan mood seseorang. Oleh karena itu, triptofan juga digunakan dalam pengobatan untuk depresi, gelisah dan insomnia (Sumardjo, 2009).
Asam amino adalah asam alkanoat yang sebuah atom H atau lebih dari gugus alkilnya diganti dengan gugus amino (–NH2). Di alam terdapat sekitar 300 jenis asam amino. Namun, ternyata hanya dua puluh asam amino yang secara alami merupakan bahan pembangun protein (Sumardjo, 2009). Terdapat dua jenis asam amino yang menyusun protein yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga harus dimasukkan dari luar tubuh manusia, sedangkan asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh manusia dengan bahan baku asam amino lainnya (Sitompul, 2004).
Uji ninhidrin adalah uji kualitatif  yang bertujuan untuk mengidentifikasi asam amino bebas. Asam amino dapat bereaksi dengan triketohidrindena hidrat (ninhidrin) untuk membentuk aldehida yang lebih kecil dengan membebaskan karbon dioksida, ammonia, dan menghasilkan warna ungu (Bintang, 2010). Fungsi reagen ninhidrin adalah mengidentifikasi adanya asam amino bebas dalam sampel, terutama asam α-amino bebas. Prinsip pada uji ninhidrin yaitu zat pengoksidasi ninhidrin dengan larutan protein membentuk larutan berwarna ungu sampai biru.
Uji biuret adalah uji kualitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kehadiran ikatan peptida pada suatu sampel. Prinsip Uji biuret berdasarkan pada reaksi antara ion Cu2- dan ikatan peptida dalam suasana basa. Warna kompleks ungu menunjukkan adanya protein, intensitas warna yang dihasilkan adalah ukuran jumlah ikatan peptida dalam protein. Reagen biuret terbuat dari natrium hidroksida dan sulfat tembaga. Fungsi dari reagen biuret adalah untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptida dalam suatu sampel (Bintang, 2010).


METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan kali ini, alat-alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, propipet, waterbath, dan penjepit.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan albumin, larutan triptofan, reagen Ninhidrin, dan alumunium foil..

B. Cara Kerja
1. Uji Ninhidrin
Larutan albumin dan triptofan masing - masing sebanyak 1 ml dan reagen Ninhidrin sebanyak 10 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi ditutup mulutnya dengan alumunium foil kemudian dipanaskan di waterbath selama 5 menit. Perubahan yang terjadi diamati.
2. Uji Biuret
Lautan albumin dan triptofan masing – masing sebanyak 1 ml dan reagen biuret sebanyak sepuluh tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Perubahan yang terjadi diamati.




DAFTAR PUSTAKA

Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga, Jakarta.
Elrod, S. dan Stansfield, W. 2007. Genetika Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid II. Erlangga.
Sitompul, S. 2004. Analisis Asam Amino Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai. Jurnal Teknik Pertanian, 9(1): 33-37
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Sunarya, Y. dan Setiabudi, A. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. PT Setia Purna Inves. Bandung.

Komentar

Postingan Populer