Laporan praktikum Biokimia Lipida Part 2

I. PENDAHULUAN

A. Judul
Lipida II  (Ketidakjenuhan dan Bilangan Asam Lipida)

B. Tujuan
1. Mengetahui ketidakjenuhan lipida
2. Mengetahui Bilangan Asam dari lipida


II. TINJAUAN PUSTAKA

Lemak nabati merupakan lemak yang beraal dari tumbuhan dan sering disebut minyak. Asam lemak pada minyak terdapat banyak ikatan rangkap (asam lemak tak jenuh). Minyak memiliki titik leleh rendah minyak berwujud cair pada suhu ruang dan karena memiliki ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka lebih reaktif dan menyebabkan mudah tengik (Poejiadi , 1994).
Lemak hewani mrupakan lemak yang berasal dari hewan. Lemak hewani memiliki asam lemak jenuh lebih banyak daripada lemak nabati dan memiliki titik leleh yang tinggi. Lemak biasanya berwujud padat pada suhu ruang. Lemak biasanya kurang reaktif sehingga tidak mudah tengik (Poejiadi , 1994).
Bilangan asam lemak bebas adalah jumlah miligram KOH/NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam lemak bebas digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak (Ketaren, 1986). Bilangan asam lemak bebas yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula. Asam lemak bebas tersebut dapat dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Terkadang bilangan asam juga dinyatakan sebagai derajat asam yaitu banyaknya mililiter KOH/NaOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan 100 gram minyak atau lemak (Sudarmadji, 1989).
Bilangan iod menunjukkan adanya ikatan rangkap yang terdapat pada minyak. Asam lemak tak jenuh dalam minyak mampu berikatan dengan iod dan membentuk asam lemak jenuh. Derajat ketidakjenuhan pada minyak dapat dilihat dari besar kecilnya bilangan iod pada minyak tersebut. Semakin besar bilangan iod minyak maka semakin banyak asam lemak tak jenuh yang terdapat pada minyak, dan semakin kecil bilangan iod pada minyak menunjukkan bahwa minyak memiliki asam lemak jenuh lebih besar dari pada asam lemak tak jenuhnya (Lawson, 1985).
Gambar 1. Reaksi Adisi Iod dengan Lemak (Paquot, 1987).


III. METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum lipid adalah tabung reaksi, elenmeyer, propipet, pipet ukur, corong, buret, statif, rak tabung reaksi, gelas beker dan kompor gas. Bahan yang digunakan dalam praktikum lipid ini adalah label, aquades, eter, kloroform, larutan Na2CO3, iod 0,1 M, indikator PP, larutan NaOH 0,1 N, kloroform, etanol 95% hangat, minyak sampel xxx

B. Cara Kerja
1. Ketidakjenuhan Lipida
Kloroform sebanyak 2 mL dimasukkan ke x tabung reaksi yang berbeda kemudian 0,5 mL larutan iod 0,1 M dimasukan ke masing masing tabung. Setelah itu, dimasukkan ke masing-masing tabung 0,5 mL sampel pada tabung ke-x tidak ditambahkan apapun (sebagai larutan kontrol). Lalu semua tabung dikocok, warna larutan diamati dan diurutkan dengan metode kolorimetri deret standart (dari yang berwarna jernih).
2. Bilangan Asam
Sampel sebanyak X gram dimasukkan ke erlenmeyer, kemudian ditambahkan 50 mL etanol 95% hangat dan 3 tetes PP. Selanjutnya larutan dititrasi dengan laqutan NaOH 0,1 N hingga berwarna pink muda. Volume yang diperlukan dicatat dan angka asam lemak bebas dihitung menggunakan rumus :
Bilangan asam = [(V NaOH x N NaOH x BE. Asam Lemak) / Massa sampel (gram)] x 100%)


DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2013. SNI 3741:2013 (SNI Minyak Goreng). http://sisni.go.id. xxx 2016.
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta
Lawson, H. W. 1985. Standards For Fats and Oils. AVI Publishing Company, USA. Hal. 45 – 46
Paquot, C. 1987. Standards Methods For The Analyssis Of Oils, Fats, and Derivatives. Blackwell Scientific Publisher, England Vol.1 Ed. 7
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press, Jakarta
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

Komentar

Postingan Populer